Apa itu Jurnal Penyesuaian?
Laporan keuangan bagi setiap pemakai informasi akuntansi mempunyai manfaat/kegunaan yang berbeda. Untuk itu setiap pemakai informasi akuntansi membutuhkan laporan keuangan yang benar dan akurat agar keputusan yang diambil oleh masing-masing pemakai tidak keliru sesuai dengan kegunaan informasi akuntansi bagi masing-masing pemakai.
Agar laporan keuangan yang diberikan kepada pemakai informasi akuntansi berupa laporan keuangan yang akurat, maka sebelum penyusunan laporan keuangan, saldo setiap akun dalam Neraca Sisa perlu disesuaiakan ke saldo yang sebenarnya.
Pertanyaan yang mungkin timbul yaitu “Saldo dalam Neraca sisakan hasil dari peringkasan buku besar setiap akun?” Pertanyaan ini memang benar, karena saldo dalam neraca sisa merupakan hasil peringkasan dari setiap perkiraan buku besar yang diposting dari buku jurnal. Tetapi dalam neraca sisa ada beberapa perkiraan yang manfaatnya mencakup dua periode atau lebih sehingga perkiraan ini memerlukan penanganan khusus. Untuk inilah kita memerlukan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi untuk memastikan bahwa pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan dicatat pada periode yang tepat. Jadi jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal untuk menyesuaian saldo-saldo neraca sisa ke saldo yang sebenarnya.
Dalam suatu entitas usaha, perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain :
- Perlengkapan
- Beban Dibayar Dimuka
- Pendapatan Diterima Dimuka
- Beban Yang Masih Harus Dibayar
- Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
- Penyusutan Aktiva Tetap
Penyesuaian Perlengkapan
Perlengkapan adalah barang yang digunakan dalam operasional perusahaan yang masa penggunaannya kurang dari satu tahun. Perlengkapan merupakan salah satu jenis Asset Lancar.
Nilai Perlengkapan yang tersaji dalam neraca sisa perusahaan pada akhir periode yaitu sebesar total nilai pembelian perlengkapan selama periode akuntansi tersebut. Namun kenyataannya pada akhir periode Nilai perlengkapan yang tersisa tentunya tidak sebesar yang tersaji dalam Neraca Sisa, hal ini disebabkan karena perlengkapan tersebut sudah terpakai sebagian. Dalam laporan posisi keuangan nilai perlengkapan yang harus dilaporkan yaitu sebesar nilai perlengkapan yang tersedia.
Agar nilai Perlengkapan yang dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan perusahaan sesuai dengan dengan nilai perlengkapan yang sebenarnya, maka nilai perlengkapan yang sudah terpakai tersebut harus dicatat sebagai beban. Maka diakhir periode Jurnal Penyesuaian yang harus dibuat adalah :
Misalnya selama tahun 2020 CV. LEARN membeli perlengkapan senilai Rp15.000.000,-. Pada tanggal 31 Desember 2020 Nilai perlengkapan yang tersisa sebesar Rp4.000.000,-
Hal ini berarti sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 nilai perlengkapan yang sudah terpakai/digunakan adalah :
Rp15.000.000,00 - Rp4.000.000,00 = Rp11.000.000,00
Maka jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2020 adalah :
Penyesuaian Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka adalah biaya yang sudah dibayar terlebih dahulu untuk suatu layanan yang akan digunakan dimasa yang akan datang. Jenis perkiraan yang pembayarannya dimuka antara lain Premi Asuransi, pembayaran sewa ruangan atau gudang, biaya langganan iklan dan lain-lain.
Sebagai ilustrasi, pada saat kita menyewa sebuah rumah, biasanya biaya sewa rumah tersebut kita bayarkan terlebih dahulu sebelum rumah atau bangunannya kita huni (tempati). Jumlah biaya yang kita bayarkan pada saat sudah disepakati perjanjian sewa menyewa walaupun rumah atau bangunan tersebut belum kita gunakan/tempati disebut sebagai beban sewa dibayar dimuka.
Pembayaran biaya sewa tidak selamanya dilakukan di awal tahun tetapi bisa saja pembayaran sewa kita lakukan pada pertengan tahun. Hal ini berarti tidak semua biaya sewa yang sudah kita bayarkan menjadi beban pada periode akuntansi berjalan, akan tetapi sebagian biaya tersebut menjadi beban pada periode berikutnya.
Ada dua metode pencatatan beban dibayar dimuka yaitu Metode Harta (Neraca) adan Metode Beban (Laba Rugi).
- Metode Harta (Neraca)
Beban dibayar dimuka yang dicatat dengan metode harta dianggap bahwa biaya yang sudah dibayarkan tersebut masih menjadi Asset perusahaan yang sewaktu-waktu dapat ditagih kembali. Tetapi pada akhir periode akuntansi sebagian asset tersebut berubah menjadi beban karena manfaat dari biaya yang dibayarkan tersebut sudah dinikmati, tetapi sebagian lagi manjadi Asset (harta) perusahaan.
Jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi yaitu :
Misalnya Perusahaan “XYZ” pada tanggal 2 September 2020 menyewa sebuah gedung untuk jangka waktu satu tahun dan melakukan pembayaran sewa sebesar Rp6.000.000,00.
Pada contoh tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2020 (sampai tanggal 31 Desember 2020) manfaat bangunan yang sudah digunakan selama 4 bulan. Maka sewa yang sudah menjadi beban pada tahun 2020 adalah :
4/12 x Rp6.000.000,00 = Rp2.000.000,00Maka Jurnal Penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2020 yaitu :
- Metode Beban (Laba Rugi)
Pencatatan beban dibayar dimuka dengan Metode Beban (Laba Rugi) pada awalnya dicatat sebagai beban. Biaya tersebut di akhir periode akuntansi sebagian berubah menjadi Asset dan dilaporkan pada laporan posisi keuangan. Jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan pendekatan beban adalah :
Misalnya pada tanggal 3 September 2020 Perusahaan “XYZ” membayar premi asuransi untuk jangka waktu satu tahun senilai Rp4.800.000,00. Pada saat pembayaran Perusahaan membuat jurnal umum :
Namun karena selama tahun 2020 manfaat dari Premi Asuransi tersebut hanya dinikmati selama 4 bulan, maka yang diakui sebagai beban untuk tahun 2020 hanya nilai premi selama 4 bulan tersebut. Sedangkan nilai premi asuransi yang 8 bulan lagi masih menjadi asset (harta) perusahaan.
8/12 x Rp4.800.000,00 = Rp3.200.000,00 (belum digunakan)Maka jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember 2020 adalah :
Penyesuaian Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah penerimaan pendapatan oleh perusahaan atas produk atau layanan yang belum disediakan atau diserahkan. Perusahaan menerima pembayaran terlebih dahulu dari pelanggan untuk suatu produk atau layanan yang dijual perusahaan, dimana penyerahan produk atau layanan perusahaan dilakukan dimasa yang akan datang.
Penerimaan Pendapatan diterima dimuka memiliki keuntungan antara lain meningkatkan operasional perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, mengurangi resiko tunggakan tagihan atau gagal bayar oleh pelanggang dan meningkatkan kepercayaan oleh pelanggan.
Pendapatan diterima dimuka dapat dicatat dengan menggunakan pendekatan utang (Neraca) dan pendekatan pendapatan (Laba Rugi)
- Metode Utang (Neraca)
Untuk pendapatan yang ditangguhkan, kas yang diterima biasanya dilaporkan dengan akun pendapatan diterima dimuka, yang merupakan kewajiban, untuk mencatat barang atau jasa yang terutang kepada pelanggan. Maka akhir periode, perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian yang mendebit akun pendapatan diterima dimuka dan mengkredit akun pendapatan.
Misalnya Perusahaan A pada tanggal 1 Agustus 2020 menyewakan ruangan gedung kepada Perusahaan B untuk jangka waktu 1 tahun dengan nominal Rp12.000.000,00. Pada saat menerima pembayaran sewa Perusahaan A membuat Jurnal Umum :
Pada akhir periode akuntansi yaitu tanggal 31 Desember 2020 Sewa yang diterima perusahaan A tidak seluruhnya sewa yang diterima menjadi kewajiban (utang) perusahaan A kepada perusahaan B, tetapi sebagian sudah menjadi hak ataupun pendapatan yang harus diakui oleh Perusahaan A yaitu sebesar :
5/12 x Rp12.000.000,00 = Rp5.000.000,00Maka pada tanggal 31 Desember 2020 jurnal penyesuaiannya yaitu :
- Metode Pendapatan (Laba Rugi)
Jika metode pencatatan yang digunakan menggunakan metode pendapatan, maka pada akhir periode harus dihitung berapa yang masih menjadi utang pendapatan diterima dimuka. Maka pada akhir periode akuntansi perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian dengan mendebit pendapatan dan mengkredit pendapatan diterima dimuka.
Misalnya pada tanggal 1 Oktober 2021 Perusahaan Asuransi “ABC” menerima pembayaran premi Asuransi dari Perusahaan “Z” dengan nominal Rp2.400.000,00 untuk penjaminan resiko selama satu tahun. Pada saat menerima pembayaran premi dari perusahaan “Z”, jurnal umum yang dibuat oleh Perusahaan “ABC” adalah :
Pada akhir periode akuntansi, Perusahaan “ABC” tidak bisa melaporkan seluruh jumlah uang yang telah diterima sebagai pendapatan dalam laporan Laba Rugi, tetapi sebagian dari jumlah tersebut masih menjadi utang (kewajiban) perusahaan “ABC” yaitu sebesar :
9/12 x Rp2.400.000,00 = Rp1.800.000,00Maka jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2021 adalah :
Penyesuaian Beban Yang Masih Harus Dibayar
Beban yang masih harus dibayar adalah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dibayar dan belum dicatat. Dengan kata lain beban ini harus diakui sebagai beban pada periode akuntansi berjalan sebelum dilakukan pembayaran.
Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban perusahaan yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau disebut juga sebagai kewajiban (utang) lancar. Contoh biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dibayar oleh perusahaan sampai akhir periode akuntansi antara lain biaya gaji, biaya bunga, biaya sewa dan lain-lain.
Pada akhir periode akuntansi untuk memastikan bahwa biaya tersebut dibebankan pada periode akuntansi berjalan maka pada akhir periode harus dibuat penyesuaian :
Misalnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 Gaji yang belum dibayarkan kepada karyawan sebesar Rp5.000.000,00. Hal ini berarti, walaupun sampai dengan penyusunan laporan keuangan gaji tersebut belum dibayarkan kepada karyawan tetapi gaji tersebut harus diakui perusahaan sebagai beban pada periode akuntansi berjalan. Maka pada akhir periode perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian :
Penyesuaian Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima adalah Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima secara tunai dan belum dicatat dalam buku besar perusahaan. Pendapatan yang masih harus diterima sering juga disebut sebagai pendapatan yang belum ditagih atau piutang pendapatan.
Pelaporan pendapatan yang masih harus diterima tidak dilakukan pada saat pendapatan tersebut diterima secara tunai, tetapi dilakukan pada saat pendapatan tersebut sudah menjadi hak perusahaan walaupun belum diterima secara tunai. Dalam istilah akuntansi, pendapatan ini dianggap secara aset perusahaan yaitu sebagai tagihan perusahaan.
Pada akhir periode akuntansi, untuk memastikan pendapatan tersebut diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan maka harus dibuat jurnal penyesuaian :
Misalnya, pada tanggal 31 Desember 2020 Perusahaan A melakukan perhitungan komisi yang akan diterima pada bulan Desember sebesar Rp5.000.000,00. Tetapi karena pembayaran komisi biasanya dilakukan pada tanggal 1 bulan berikutnya maka sampai dengan penyusunan laporan keuangan perusahaan, komisi tersebut belum diterima perusahaan. Untuk memastikan bahwa pendapatan tersebut merupakan pendapatan bulan Desember tahun 2020, maka pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian :
Penyesuaian Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap adalah proses alokasi harga peroleh aktiva tetap secara sistematis dan periode selama masa manfaatnya. Penyusutan aktiva tetap sering juga disebut Depresiasi.
Penyusutan aktiva tetap bisa juga dikatakan sebagai pengurangan nilai aktiva tetap secara sistematis dan periodik selama masa manfaat aktiva. Penyusutan aktiva tetap dilakukan karena nilai aktiva tetap akan terus menurun seiring berjalannya waktu. Setelah masa penggunaannya habis, aktiva tetap dianggap tidak lagi memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan.
Penyusutan Aktiva tetap bukanlah cara untuk mengganti aktiva tetap dengan dana (kas). Penyusutan juga bukan teknik penilaian atas aktiva tetap, melainkan pengakuan terhadap pengurangan nilai ekonomisnya. Penyusutan aktiva tetap dijadikan sebagai pijakan untuk pengelolaan aset baik sisi pengadaan maupun penghapusan aset tetap tersebut. Apabila nilai aktiva tetap sudah mendekati 0 (nol) maka itu merupakan sinyal untuk mempertimbangkan penggatian aktiva tetap yang baru.
Penyesuaian penyusutan aktiva tetap dilakukan dengan mendebit Akun Beban Penyusutan dan mengkredit Perkiraan Akumulasi Penyusutan aktiva tetap.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan besarnya Penyusutan Aktiva tetap yang harus dicatat tiap periodenya yakni nilai aset tetap (harga perolehan aktiva tetap), nilai residu (nilai sisa) dan umur eknomis aktiva tetap tersebut. Harga Perolehan Aktiva tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut sampai aktiva tersebut dapat digunakan atau dimanfaatkan. Nilai residu (nilai sisa) merupakan jumlah uang yang diperkirakan dapat diperoleh pada masa akhir masa manfaat aktiva tersebut. Sedangkan umur ekonomis adalah perkiraan jangka waktu aktiva tetap dapat dipergunakan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai penyusutan aktiva tetap, dan metode ini tergantung pada jenis aset dan kebijakan perusahaan. Metode tersebut terdiri dari Metode Garis Lurus, Metode Saldo Menurun Ganda, Metode Saldo Menurun Tunggal, Metode Jumlah Angka Tahun, dan metode Satuan Hasil Produksi.
- Metode Garis Lurus
Metode Garis Lurus merupakan metode penyusutan aktiva tetap yang paling sederhana. Dalam metode ini diasumsikan bahwa nilai aktiva akan menyusut secara merata selama masa manfaatnya artinya jumlah penyusutan yang dicatat setiap tahunnya sama dan tidak berubah sampai umur ekonomis aktiva habis. Untuk menghitung nilai penyusutan aktiva dengan menggunakan metode ini pertama kita harus memperkirakan dahulu nilai residu dari aktiva tersebut dan umur ekonomisnya.
Rumus untuk menghitung nilai penyusutan dengan metode garis lurus adalah :
Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) / Umur Ekonomis
Hasil perhitungan dari rumus ini akan menunjukkan jumlah yang harus catat sebagai nilai penyusutan aktiva setiap tahunnya - Metode Saldo Menurun Tunggal
Metode saldo menurun tunggal merupakan metode penyusutan yang mencatat biaya penyusutan lebih besar pada tahun-tahun awal masa manfaat aset dan lebih kecil pada tahun-tahun berikutnya. Penyusutan dihitung berdasarkan saldo nilai buku aktiva pada setiap akhir periode penyusutan.
Rumus untuk menghitung nilai penyusutan dengan menggunakan saldo menurun tunggal adalah :
Penyusutan Pertahun = (1 / Umur Ekonomis Asset) x 100%
Hasil perhitungan dari rumus ini akan menunjukkan nilai persentase yang harus dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap yang tersisa. - Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda merupakan metode penyusutan yang mempercepat penyusutan aktiva. Metode ini menghitung nilai penyusutan pertahun dengan mengalikan dua kali persentase penyusutan saldo menurun tunggal pertahun.
- Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun adalah metode penyusutan untuk menghitung biaya penyusutan dengan mempertimbangkan total angka tahun selama umur ekonomis aktiva.
- Metode Satuan Hasil Produksi
Metode satuan hasil produksi adalah metode untuk menghitung nilai penyusutan aktiva berdasarkan jumlah produksi aktual pada periode tertentu. Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang menggunakan aktiva tetap dalam kegiatan produksi barang. Nilai penyusutan dengan menggunakan metode ini akan berfluktuasi sesuai dengan jumlah barang yang dihasilkan pada periode berjalan. Nilai penyusutan aktiva akan lebih besar ketika aktiva banyak digunakan (dioperasikan)
0 Comments