SIKLUS EKONOMI

DT
0

Siklus ekonomi merupakan fluktuasi keadaan perekonomian dari periode Ekspansi dan kontraksi ekonomi. Siklus ekonomi biasanya diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau wilayah. Faktor ekonomi lainnya, seperti tingkat lapangan kerja, belanja konsumen, dan suku bunga, juga dapat digunakan untuk menentukan tahapan siklus ekonomi.

Siklus ekonomi juga dikenal sebagai siklus bisnis, dan merupakan keadaan ekonomi berbasis pasar yang berfluktuasi. Perekonomian adalah istilah yang menggambarkan serangkaian aktivitas produksi dan konsumsi yang menentukan bagaimana sumber daya harus dialokasikan.Di dunia sekarang ini, hampir setiap perekonomian adalah perekonomian berbasis pasar di mana hukum penawaran dan permintaan menentukan harga. Tekanan penawaran dan permintaan mempengaruhi perekonomian melalui berbagai variabel, seperti kondisi perekonomian global, neraca perdagangan, produktivitas, tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. Variabel-variabel tersebut, secara agregat, membentuk perekonomian dan keadaan siklus ekonomi.

Siklus ekonomi merupakan tren pergerakan naik dan turun PDB yang pada akhirnya menentukan pertumbuhan jangka panjang suatu perekonomian secara keseluruhan. PDB mengukur nilai agregat barang dan jasa dan digunakan untuk menggambarkan kekayaan suatu perekonomian secara keseluruhan. PDB yang lebih tinggi biasanya berkorelasi dengan warga negara yang lebih kaya.

Para ekonom melihat indikator-indikator utama dan indikator-indikator tertinggal untuk membantu menentukan di mana suatu perekonomian berada dalam siklus bisnisnya. Meningkatnya angka PDB sering kali menunjukkan adanya ekspansi, sedangkan meningkatnya angka pengangguran, tingginya inflasi, atau rendahnya tingkat kepercayaan konsumen dapat menunjukkan adanya kontraksi.




Tahapan Siklum Ekonomi

Siklus ekonomi melewati empat tahap yaitu :

  1. Ekspansi (Expansion)
    Selama fase ekspansi, suku bunga sering kali berada pada level rendah, sehingga memudahkan konsumen dan dunia usaha untuk meminjam uang. Permintaan akan barang-barang konsumen meningkat, dan dunia usaha mulai meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Untuk meningkatkan produksi, perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja atau menginvestasikan modal untuk memperluas infrastruktur fisik dan operasi mereka. Umumnya keuntungan perusahaan mulai naik seiring dengan harga saham. Produk domestik bruto (PDB) juga mulai meningkat seiring dengan dimulainya siklus “boom” perekonomian.

    Selama fase siklus ekspansif, konsumen dan dunia usaha lebih mudah mendapatkan pinjaman. Produksi meningkat, dan PDB tumbuh. Konsumen merasa positif dan lebih bersedia membelanjakan uangnya untuk pembelian besar seperti rumah dan mobil. Orang-orang berharap saat ini bisa bertahan selamanya.

  2. Puncak (Peak)
    Pada tahap ini, perekonomian mencapai tingkat pertumbuhan maksimum. Ketika permintaan konsumen meningkat, ada saatnya dunia usaha tidak dapat lagi meningkatkan produksi dan pasokan untuk mengimbangi peningkatan permintaan. Beberapa perusahaan mungkin merasa perlu untuk memperluas kemampuan produksi, yang memerlukan lebih banyak pengeluaran atau investasi. Dunia usaha juga mungkin mulai mengalami kenaikan biaya produksi (termasuk upah), sehingga mendorong beberapa perusahaan untuk mengalihkan biaya tersebut ke konsumen melalui harga yang lebih tinggi

    Akibatnya, dunia usaha mungkin mulai melihat adanya “topping-off” dalam keuntungan meskipun menetapkan harga yang lebih tinggi. Bisnis lain akan mengalami penurunan keuntungan karena biaya produksi (input) yang lebih tinggi atau tuntutan upah yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, tekanan inflasi mulai meningkat, atau “menggelembung”, dan perekonomian mulai terlalu panas. Biasanya, Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk melawan kenaikan harga—membuat peminjaman uang menjadi lebih mahal—dalam upaya untuk mendinginkan perekonomian.

    Suatu perekonomian mencapai puncaknya, atau puncak siklus ekonomi, ketika pertumbuhan mencapai titik maksimumnya. Indikator-indikator ekonomi yang tadinya menandakan ekspansi kini mungkin tidak berubah. Periode ini umumnya juga ditandai dengan tingginya tingkat inflasi yang harus diatasi. Puncak menandakan titik tertinggi sekaligus awal pergeseran, atau perubahan, suatu tren perekonomian, karena yang naik pasti turun.

  3. Resesi (Recession)
    Kemudian kontraksi ekonomi dimulai. Pada tahap ini, keuntungan perusahaan dan belanja konsumen, khususnya pada barang-barang pilihan (misalnya barang mewah), mulai turun. Nilai saham juga menurun karena investor memindahkan investasinya ke aset yang “lebih aman” seperti obligasi Treasury dan aset pendapatan tetap lainnya, ditambah uang tunai. PDB berkontraksi karena penurunan pengeluaran. Produksi melambat untuk mengimbangi penurunan permintaan. Lapangan kerja dan pendapatan juga dapat menurun karena perusahaan-perusahaan menghentikan sementara perekrutan atau melakukan PHK terhadap pekerjanya. Secara keseluruhan, aktivitas ekonomi melambat, saham-saham memasuki pasar yang bearish, dan biasanya terjadi resesi. Terkadang resesi bersifat ringan, namun kontraksi lainnya—seperti Depresi Besar—sangat parah dan berlangsung lama. Dalam masa depresi, banyak bisnis menutup tokonya untuk selamanya.

  4. Palung (Trough)
    Titik terendah dalam perekonomian disebut Palung (trough).Fase ini dicirikan sebagai titik terendah dalam perekonomian dimana perekonomian pertumbuhan ekonomi melambat, tingkat pengangguran sangat tinggi.

    Setelah siklus ini selesai maka perekonomian akan memasuki fase siklus baru yaitu siklus pemulihan. Perekonomian akan mengalami kebangkitan kembali (ekspansi) demikian seterusnya siklus berulang. Tidak ada aturan pasti yang dapat menentukan berapa lama setiap fase berlangsung


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)