ANGKA INDEKS

Dari waktu ke waktu, suatu perekonomian pasti selalu mengalami kemajuan atau kemunduran. Di suatu saat, produksi meningkat, tetapi di saat lain menurun. Begitu pula dengan keuntungan perusahaan, harga barang, dan biaya hidup maupun pendapatan nasional. Untuk melakukan perbandingan antara variabel yang sama (misal: produksi, keuntungan, harga, dan sebagainya) dalam dua waktu yang berbeda, diperlukanlah sebuah angka indeks. Melalui angka indeks, kita dapat mengetahui maju mundurnya suatu usaha atau kegiatan, naik turunnya pendapatan, harga, dan sebagainya. Bayangkan jika kita dihadapkan pada data sebagai berikut. Penjualan eceran pada tahun 2011 adalah Rp 200.000.000 dan penjualan pada tahun 2013 adalah Rp 250.000.000. Peningkatan sebesar Rp 50.000.000 itu nampaknya sangatlah besar. Namun jika penjualan pada tahun 2013 tersebut dinyatakan dalam sebuah indeks berdasarkan penjualan tahun 2011, ternyata peningkatannya tersebut kurang dari 1 persen saja. Melalui pembuatan angka indeks, kita dapat mengukur secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam periode waktu yang berlainan, antara lain indeks harga untuk mengukur perubahan harga, indeks produksi untuk mengetahui perubahan kegiatan produksi, indeks biaya hidup untuk mengukur tingkat inflasi, dan sebagainya.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan angka indeks? Sejauh manakah pentingnya angka indeks? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada bab ini kita akan membahas secara lebih rinci mengenai pengertian, peranan, jenis, serta cara penyusunan angka indeks. Pembahasan akan lebih dikhususkan pada angka indeks yang paling banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah, masyarakat umum, dan pengusaha, yaitu indeks harga.


Pengertian Angka Indeks

Penyusunan angka indeks bukanlah inovasi terbaru. Pada tahun 1764, seorang warga negara Italia bernama G. R. Carli telah dianggap sebagai orang pertama yang melaporkan angka indeks. Angka-angka indeks yang disusunnya tersebut digabungkan dalam laporan yang dibuatnya mengenai fluktuasi harga di Eropa pada tahun 1500 sampai 1750. Saat ini, berbagai pihak seperti organisasi, lembaga, perusahaan, pemerintahan maupun individu, selalu terlibat dalam pembuatan atau paling tidak pemantauan dan analisis angka-angka indeks tertentu. Telah disinggung bahwa tujuan pembuatan angka indeks salah satunya adalah untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam periode waktu yang berlainan. Angka indeks dapat mengukur perubahan relatif berbagai hal, mulai dari harga, kuantitas, nilai, atau hal-hal lainnya yang menjadi pusat perhatian. Secara umum, tiga perubahan sebagai berikut dapat dianalisa dengan menggunakan angka indeks.

  1. Sekumpulan atau sederetan nilai sebuah karakteristik dalam waktu yang bersamaan dan tempat yang bersamaan. Sebagai contoh, harga beras di suatu kota selama tahun 2.008 sampai dengan tahun 2012, penjualan makanan ringan di sebuah swalayan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
  2. Dua buah atau Iebih karakteristik pada tempat dan waktu yang sama. Sebagai contoh, pertambahan penduduk dibandingkan dengan pertambahan panen padi selama tahun 2006 sampai dengan 2010.
  3. Nilai sebuah karakteristik di beberapa tempat yang berlainan pada waktu yang sama. Sebagai contoh, biaya hidup seharihari di kota Jakarta dibandingkan dengan biaya hidup seharihari di kota Surabaya pada tahun 2012.

Secara ringkas dapat kita katakan bahwa angka indeks adalah sebuah rasio yang umumnya dinyatakan dalam persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu atau lokasi tertentu relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau lokasi lainnya. Melalui angka indeks, perbandingan data-data yang tidak serupa dapat lebih mudah untuk dilakukan. Indeks juga memudahkan kita dalam membaca perubahan dalam data karena indeks dibuat dalam persen. Dengan demikian, perubahan yang terlihat besar secara absolut, akan lebih mudah untuk dipahami dan dibaca.


Penyusunan Angka Indeks

Dalam menentukan angka indek tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan. Tetapi banyak sekali hal-hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan angka indek. Hal ini agar dapat diperoleh hasil perhitungan angka indek yang baik dan benar. Beberapa persoalan penting dan perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks adalah sebagai berikut.

  1. Menentukan tujuan.
    Penentuan tujuan ini sangat erat kaitannya dengan data yang akan dikumpulkan, sebab jika tujuan penyusunan angka indek tidak dirumuskan secara jelas akan terdapat kesulitan dalam mengumpulkan data. Misalnya seorang manajer penjualan akan menghitung indek penjualan barang dalam rangka mengetahui pola gerak musim, maka data tahunan yang dikumpulkan tidak akan berguna karena yang diperlukan adalah data kuartalan atau bulanan atau musiman.
  2. Menentukan jenis barang / jasa.
    Sampel atau populasi barang yang akan diambil datanya harus jelas. Misalnya bila akan menghitung angka indek sembilan kebutuhan pokok, maka hanya akan mengambil sampel terbatas pada barang sembilan kebutuhan pokok saja, sedangkan barang di luar sembilan kebutuhan pokok tidak perlu dikumpulkan.
  3. Memilih sumber data.
    Agar tujuan perhitungan angka indek dapat tercapai, maka data yang digunakan harus mempunyai sumber yang sama dan akurat. Misalnya data tentang pengangguran yang dihimpun oleh Departemen Tenaga Kerja dan yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik akan berbeda, karena mempunyai kepentingan yang berbeda. Metode yang digunakan oleh Departemen Tenaga Kerja adalah metode pasif, yaitu berdasarkan data pencari kerja di departemennya, sedangkan metode yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik adalah metode aktif, yaitu berdasarkan hasil sensus. Oleh karena itu dalam penentuan sumber data harus konsisten dan akurat.
  4. Memilih tahun dasar.
    Tahun dasar (base year) adalah tahun yang digunakan sebagai dasar perhitungan perkembangan-perkembangan tahun berikutnya dan diberi nilai 100. Dalam penentuan tahun dasar harus diperhatikan faktor-faktor berikut :
    • Tahun dasar hendaknya dipilih keadaan yang normal atau keadaan ekonomi yang stabil sehingga tidak dalam kondisi inflasi atau deflasi yang cukup tinggi.
    • Tahun dasar hendaknya dipilih sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dengan tahun yang akan dibandingkan (jangan lebih dari 10 tahun).
    • Memilih faktor penimbang.
      Dalam memilih faktor penimbang harus diperhatikan berdasarkan urutan penting atau tidaknya suatu barang atau juga dengan kuantitas dari barang tersebut.
    • Memilih metode.
      Dalam memilih metode untuk menghitung angka indek juga harus diperhatikan agar tujuan perhitungan angka indek dapat tercapai.

Post a Comment

0 Comments