KEGIATAN EKONOMI

DT
0

Pengertian

Dalam menjalankan peran kehidupan kita tidak terlepas dari kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada umumnya kegiatan ekonomi terdiri dari Produksi, Distribusi dan Konsumsi. Orang atau badan yang melakukan kegiatan ekonomi disebut Pelaku Ekonomi.

A. PRODUKSI

Kegiatan produksi berkaitan erat dengan membuat dan menciptakan barang atau jasa. Tetapi kegiatan ini tidak hanya melulu membuat dan menciptakan tetapi ikut serta menambah nilai guna barang atau jasa. Jadi Produksi adalah kegiatan membuat, menciptakan serta menambah nilai guna barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidup. Orang yang melakukan kegiatan produksi disebut Produsen.





  1. Nilai Guna Barang
    Nilai guna barang adalah sebuah nilai atas manfaat yang diperoleh dari penggunaannya baik secara nyata maupun tidak nyata.
    Jenis- Jenis nilai guna barang terdiri dari :
    • Kegunaan Dasar (Basic Utility)
      Kegunaan Dasar adalah benda tersebut akan sangat berguna karena benda tersebut mempunyai zat asli yang dibutuhkan, bisa dirasakan langsung dan dilihat oleh panca indera.
    • Kegunaan Tempat (Place Utility)
      Kegunaan Tempat adalah benda tersebut akan sangat berguna apabila sudah mengalami perpindahan tempat ke tempat yang semestinya. Contoh Pasir di sungai akan lebih bermanfaat apabila sudah dipindahkan ke lokasi pembangunan.
    • Kegunaan Waktu (Time Utility)
      Kegunaan Waktu adalah benda akan sangat bermanfaat apabila digunakan pada waktu yang tepat. Contoh : Payung akan lebih bermanfaat apabila digunakan pda saat musim hujan.
    • Kegunaan Kepemilikan (Owner Utility)
      Kegunaan kepemilikan adalah barang akan sangat bermanfaat apabila sudah berpindah kepemilikan. Contoh Televisi di toko elektronik akan lebih bermanfaat apabila sudah dibeli oleh konsumen
    • Kegunaan Bentuk (Form Utility)
      Kegunaan bentuk adalah barang akan sangat bermanfaat apabila sudah mengalami perubahan bentuk. Contoh Kayu di hutan akan lebih bermanfaat apabila sudah diolah menjadi kursi, meja dan perabot lainnya.
    • Kegunaan Pelayanan (Service Utility)
      Kegunaan pelayanan adalah barang akan sangat bermanfaat apabila ada jasa yang melayani. Contoh Pesawat televisi akan lebih bermanfaat apabila ada jasa stasiun penyiaran televisi
  2. Faktor Produksi
    Proses produksi dapat berlangsung jika tersebut sumber-sumber produksi yang lebih dikenal dengan faktor-faktor produksi. Pada awalnya dalam proses produksi manusia hanya menggunakan faktor produksi alam dan tenaga kerja makanya faktor produksi ini disebut faktor produksi asli. Proses produksi tidak akan dapat berlangsung tanpa kedua faktor produksi ini.
    Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi du jenis yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
    1. Faktor Produksi Asli
      1. Sumber Daya Alam (Natural Resource)
        Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam baik yang dapat diperbaharui (biotik) dan yang tidak dapat diperbaharui (abiotik)
      2. Sumber Daya Manusia (Labour)
        Sumber daya manusia atau tenaga kerja adalah faktor produksi yang melakukan kegiatan produksi baik secara langsung mapun tidak langsung. Dalam faktor produksi ini terdapat beberapa unsur penting yaitu fisik, pikiran dan keahlian maupun kemampuan.
        Jenis-Jenis Faktor Produksi Tenaga Kerja terdiri dari :
        1. Berdasarkan Kualitasnya
          • Tenaga Kerja Terdidik (Skilled Labour)
            Tenaga Kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan formal untuk dapat melaksanakan pekerjaannya.
          • Tenaga Kerja Terampil (Trained Labour)
            Tenaga Kerja Terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan ketrampilan khusus untuk dapat melaksanakan pekerjaannya.
          • Tenaga kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terampil (Unskilled Labour and Untrained Labour)
            Tenaga Kerja tidak terdidik dan tidak terampil adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan formal dan ketrampilan khusus untuk melaksanakan pekerjaannya
        2. Berdasarkan Sifat Pekerjaanya
          • Tenaga Kerja Jasmani
            Tenaga Kerja Jasmani adalah tenaga kerja yang mengandalkan tenaga maupun fisik dalam melaksanakan pekerjaannya.
          • Tenaga Kerja Rohani
            Tenaga Kerja Rohani adalah tenaga kerja yang mengandalkan pikiran dan perasaan dalam malaksanakan pekerjaannya.
    2. Faktor Produksi Turunan
      1. Sumber Daya Modal (Capital)
        Sumber daya modal adalah uang serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
        Jenis-jenis modal terdiri dari :
        1. Berdasarkan Sumbernya
          • Modal Sendiri
            Modal sendiri adalah modal yang bersumber dari pemilik (orang atau badan)
          • Modal Asing
            Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman pihak ketiga (sumbernya berasal dari orang atau badan lain)
        2. Berdasarkan Sifatnya
          • Modal Abstrak
            Modal abstrak adalah modal yang tidak mempunyai wujud secara langsung tetapi sangat bermanfaat dalam perusahaan.
          • Modal Konkret
            Modal konkret adalah modal yang mempunyai wujud secara langsung dalam proses produksi.
        3. Berdasarkan Bentuknya
          • Modal Lancar
            Modal lancar adalah modal yang yang penggunaan kurang dari satu tahun ( modal habis pakai)
          • Modal Tetap
            Modal tetap adalah modal yang dapat digunakan lebih dari satu tahun (dapat digunakan secara berulang-ulang)
        4. Berasarkan Kepemilikannya
          • Modal Individu
            Modal individu adalah modal yang berasal dari perseorangan yang mana keuntungannya untuk pemilik saja.
          • Modal Kelompok
            Modal kelompok atau modal publik adalah modal yang bersumber dari pemerintah yang mana keuntungannya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat banyak.
      2. Sumber Daya Kewirausahaan (Skill)
        Sumber daya kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi lainnya dalam proses produksi sehingga dapat menghasilkan barang atau jasa.

Jenis-Jenis Kegiatan Produksi

  1. Produksi Ekstraktif
    Ekstraktif merupakan kegiatan mengambil kekayaan alam secara langsung dari perut bumi.
  2. Produksi Agraris
    Agraris merupakan kegiatan mengambil atau memetik hasil alam secara langsung
  3. Produksi Isdustri
    Industri adalah kegiatan mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
  4. Produksi Perdagangan
    Perdagangan adalah kegiatan membeli barang kemudian menjualnya kembali tanpa mengubah bentuknya.
  5. Produksi Jasa
    Jasa adalah kegiatan produksi untuk menjual keahlian (pelayanan) kepada orang lain untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh orang lain.


Cara Meningkatkan Hasil Produksi

  1. Intensifikasi yaitu usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara melakukan peningkatan kemampuan dari berbagai faktor produksi yang telah ada. Contoh intensifikasi dalam pertanian yaitu dengan cara meningkatkan kualitas tanah (Kesuburan tanah), menggunakan bibit-bibit unggul, menerapkan pemupukan secara berimbang dan lain sebagainya. sedangkan intensifikasi dalam industri yaitu berupa peningkatan kemampuan tenaga kerja dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan.

  2. Ekstensifikasi adalah cara meningkatkan hasil produk dengan cara melakukan penambahan faktor produksi atau perluasan faktor produksi yang sudah ada sebelumnya. Contoh intensifikasi dalam dunia industri yaitu penambahan jumlah tenaga kerja, penambahan peralatan dan lain sebagainya. sedangkan dalam pertanian, usaha peningkatan hasil produksi dengan cara ekstensifikasi yaitu dengan cara memperluas lahan pertanian.

  3. Diversifikasi adalah usaha peningkatan hasil produksi dengan cara melakukan penambahan jenis atau macam-macam barang atau jasa yang diproduksi. Contoh untuk meningkatkan hasil proudksi pertanian dengan cara diversifikasi yaitu dengan cara melakukan tumpang sari.

  4. Rasionalisasi adalah usaha meningkatakan hasil produksi dengan cara meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan hasil produksi dengan cara rasionalisasi bisa dilakukan dengan menggunakan mesin atau peralatan-peralatan canggih.


Teori Perilaku Produsen

Teori perilaku produsen merupakan teori yang menjelaskan bagaimana tingkah laku produsen dalam menghasilkan barang atau jasa. Dalam hal ini produsen selalu berupaya untuk mencapai efisiensi dalam kegiatan produksinya. Produksi berusaha menghasilkan hasil produksi seoptimal mungkin dengan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi seefisien mungkin.

  1. Biaya Produksi (Costs)
    Biaya merupakaan biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk menghasilkan barang atau jasa sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi oleh konsumen. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya produksi terdiri dari :
    • Biaya Tetap (Fixed Cost)
      Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh banyaknya jumlah produksi. Contoh : Biaya Penyusutan Mesin, Biaya Sewa Gedung dan lain-lain.
    • Biaya Variabel (Variable Cost)
      Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah selalu berubah tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan. Contoh : biaya Bahan Baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.


    Berdasarkan pengertian biaya di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah biaya (total cost) yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa merupakan hasil penjumlahan Biaya tetap dengan biaya variabel. Secara matematis total biaya (total cost) dituliskan dalam rumus :
    Total Cost (TC) = Fixed Cost (FC) + Variable Cost (VC)

    Sedangkan Biaya rata-rata (Average cost) adalah biaya yang terkandung pada setiap unit barang atau jasa. Biaya rata-rata ini dapat dihitung dengan membagikan Total biaya dengan jumlah barang/jasa yang dihasilkan (Q). Secara Matematis biaya rata-rata dituliskan dalam rumus :
    Average Cost (AC) = Total Cost (TC)/Quantity (Q)

    Contoh :
    Untuk menghasilkan 200 unit sepatu seorang produsen mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 1.000.000,- dan biaya variabel sebesar Rp. 4.000.000,-. Diminta : hitunglah total biaya dan biaya rata-rata per unit yang dikeluarkan produsen tersebut.

    Jawab :
    Total Biaya
    TC = FC + VC
    TC = Rp1.000.000,00 + Rp4.000.000,00
    TC = Rp5.000.000,00

    Biaya Rata-Rata
    AC = TC/Q AC = Rp5.000.000,00/200 Unit AC = Rp25.000,00

  2. Penerimaan (Revenue)
    Penerimaan merupakan jumlah moneter (uang) yang diterima dari hasil penjualan hasil produksi. Total Penerimaan (Total Revenue) merupakan perkalian harga barang (Price) per unit dengan jumlah unit (Quantity) yang terjual. Secara matematis total penerimaan dapat dituliskan dalam rumus :
    Total Revenue (TR) = Price (P) x Quantity (Q)

    Contoh :
    Berdasarkan soal di atas apabila 1 unit sepatu laku terjual seharga Rp. 35.000,- hitunglah total penerimaan produsen!

    Jawab :
    Total Revenue
    TR = P x Q
    TR = Rp35.000,00 x 200 unit
    TR = Rp7.000.000,00


  3. Laba/Rugi
    Laba merupakan salah satu hal menjadi pusat perhatian para pemakai informasi ekonomi. Hal ini disebabkan karena besarnya laba yang diperoleh menjadi patokan kemampuan kinerja pengelola kegiatan ekonomi. Dalam ilmu ekonomi laba diartikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk biaya kesempatan). Sementara itu laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
    Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa kemungkinan diantaranya :
    • Jika Penerimaan (TR) lebih besar dari Total Biaya (TC) disebut Laba/Untung
    • Jika Penerimaan (TR) lebih kecil dari Total Biaya (TC) disebut Rugi
    • Jika Penerimaan sama dengan Total Biaya disebut Impas/Pulang Pokok (Break Event Point)

    Secara matematis untuk mencari laba atau rugi dapat dituliskan dalam rumus :
    Laba (Profit) = TR - TC

    Contoh :
    Sebuah pabrik Sepatu dengan Merk "X" untuk memproduksi 1000 unit sepatu mengeluargkan biaya tetap (FC) = 18.000.000; biaya variabel Rp 20.000,- per unit sepatu. Apabila sepatu tersebut dijual dengan harga Rp 50.000,-. Berdasarkan data di atas :
    1. Buatlah Fungsi Biaya Variabel, Biaya Total dan Penerimaan
    2. Hitunglah Total Biaya Variabel dan Biaya Total
    3. Hitunglah Total Penerimaan
    4. Hitunglah Besarnya Laba


    Jawab :
    1. Fungsi Biaya Variabel, Biaya Total dan Penerimaan
      Fungsi Biaya Variabel
      VC = Biaya Variabel per unit x Q
      VC = 20.000 x Q VC = 20.000Q

      Fungsi Biaya Total
      TC = FC + VC
      TC = 18.000.000 + 20.000Q

      Fungsi Penerimaan
      TR = P x Q
      TR = 50.000 x Q 
      TR = 50.000Q


    2. Total Biaya Variabel dan Biaya Total
      Total Biaya Variabel 
      VC = 20.000Q
      VC = 20.000 (1000)
      VC = 20.000.000

      Biaya Total
      TC = FC + VC
      TC = 18.000.000 + 20.000Q
      TC = 18.000.000 + 20.000(1.000)
      TC = 18.000.000 + 20.000.000
      TC = 38.000.000


    3. Total Penerimaan
      TR = 50.000Q
      TR = 50.000(1.000)
      TR = 50.000.000


    4. Besar Laba
      Laba = TR - TC
      Laba = (50.000Q)-(18.000.000 + 20.000Q)
      Laba = (50.000 x 1.000)-(18.000.000 + (20.000 x 1.000))
      Laba = (50.000.000)-(18.000.000 + 20.000.000)
      Laba = 50.000.000 - 38.000.000
      Laba = 12.000.000


  4. Break Event Point (BEP)
    Break even point (BEP) merupakan suatu keadaan dimana produsen tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh untung. Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

    Berdasarkan pengertian diatas, Break Event Point (BEP) terjadi pada saat :
    Laba = 0
    TR - TC = 0
    TR = TC


    atau dapat dituliskan dalam rumus :

    Contoh :
    Berdasarkan fungsi biaya dan fungsi penerimaan di atas hitunglah Besarnya Break Event Point !

    Syarat BEP
    TR = TC
    Fungsi TR = 50.000Q
    Fungsi TC = 18.000.000 + 20.000Q
    Maka besarnya BEP
    TR = TC
    50.000Q = 18.000.000 + 20.000Q
    50.000Q - 20.000Q = 18.000.000
    30.000Q = 18.000.000
    Q = 18.000.000/30.000
    Q = 600 Unit

    atau


    BEP = 600 Unit

    Hal ini berarti pada saat jumlah produk sepatu sebanyak 600 unit jumlah penerimaan produsen sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sepatu tersebut sehingga produsen tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain keuntungan yang diperoleh produsen sebesar 0.

    Perhitungan Break Event Point ini dapat digunakan oleh produsen untuk membuat target perolehan laba. Secara matematis untuk meramalkan target peroleh laba dituliskan dalam rumus :



B. DISTRIBUSI

Pengertian

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke tangan konsumen. Dalam proses distribusi seorang produsen harus memperhatikan sifat dan ketahanan produk yang akan disalurkan. Apabila barang yang akan disalurkan berupa barang hasil pertanian (barang tidak tahan lama) maka sebaiknya dapat digunakan saluran distribusi langsung. Sedangkan bila barang yang akan disalurkan berupa barang tahan lama dan area distribusinya meliputi wilayan yang luas maka sebaiknya menggunakan saluran distribusi tidak langsung. Orang atau badan yang melakukan kegiatan distribusi disebut Distributor.

Penyebab terjadinya kegiatan distribusi :

  • Setiap daerah atau negara memiliki sumber daya alam yang berbeda
  • Kebutuhan manusia beraneka ragam
  • Meningkatkan kemajuan kebudayaan
  • Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Sulit untuk mencari barang di daerah tertentu

Adapun beberapa aktivitas dalam kegiatan distribusi adalah sebagai berikut:

  • Pembelian dari produsen
  • Pengangkutan barang
  • Pengepakan (pengemasan)
  • Penjualan ke pedagang pesar (grosir)
  • Penyimpanan di gudang
  • Standarisasi mutu barang
  • Klasifikasi barang
  • Promosi barang
  • Penyaluran barang

Saluran Distribusi

Jenis-jenis saluran distribusi terdiri dari :

  1. Distribusi Langsung
    Distribusi langsung adalah penyaluran hasil produksi dari produsen ke tangan konsumen tanpa melalui perantara



  2. Distribusi Tidak Langsung
    Distribusi tidak langsung adalah penyaluran hasil produsen ke konsumen melalui perantara.



Pelaku Distribusi

Orang atau badan yang melakukan kegiatan distribusi disebut Distributor. Jenis-Jenis distributor terdiri dari :

  1. Pedagang
    Pedagang merupakan pelaku distribusi yang membeli barang dari produsen atas kemauan sendiri kemudian dijual kembali ke pedagang lainnya atau konsumen akhir. Secara umum pedagang terdiri dari pedagang besar dan pedagang kecil (eceran).
  2. Agen
    Pelaku distribusi ini merupakan lembaga atau badan yang bertugas mendistribusikan barang atau jasa yang dihasilkan produsen atas izin perusahaan penghasil barang atau jasa yang didistribusikan tersebut.
  3. Makelar
    Makelar merupakan pelaku distribusi atau pemasaran yang kegiatannya menjual barang atau produk dengan menggunakan nama pihak lain.
  4. Komisioner
    Komisioner hampir sama dengan makelar, akan tetapi komisioner dalam menjalankan tugasnya bertindak atas nama diri sendiri dan bertanggung jawab sepenuhnya atas aktivitas yang dilakukan.
  5. Eksportir
    Eksportir merupakan orang atau badan (lembaga) yang membeli barang dari dalam negeri kemudian menjualnya ke luar negeri.



C. KONSUMSI

Pengertian

Konsumsi adalah kegiatan memakai, menggunakan, mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang atau badan yang melakukan kegiatan konsumsi disebut Konsumen.

Tujuan kegiatan konsumsi :

  • Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap
  • Mengurangi nilai guna barang atau jasa sekaligus
  • Memenuhi kebutuhan hidup secara fisik
  • Memuaskan kebutuhan hidup secara rohani

Dari pengertian konsumsi di atas, tampak jelas bahwa setiap barang yang di konsumsi memiliki nilai. Nilai tersebut dimiliki setiap barang karena berguna untuk memuaskan kebutuhan manusia. 
Nilai barang dapat dibedakan menjadi :

  1. Nilai Pakai
    Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai terdiri dari Nilai Pakai subjektif dan Nilai pakai objektif.
    • Nilai Pakai Subjektif
      Nilai yang diberikan pada suatu barang/jasa yang ditinjau dari orang/individu yang memanfaatkan atau memakai barang/jasa tersebut
    • Nilai Pakai Objektif
      Nilai yang diberikan terhadap suatu barang atau jasa yang ditinjau dari penggunaanya secara umum
  2. Nilai Tukar
    Nilai tukar adaah kemampuan suatu barang atau jasa untuk ditukar dengan barang atau jasa lainnya. Nilai tukar terdiri dari :
    • Nilai Tukar Subjektif
      Kemampuan barang atau jasa bagi orang atau individu bila dipertukarkan dengan barang atau jasa lainnya.
    • Nilai Tukar Objektif
      Kemampuan suatu barang atau jasa untuk dapat dipertukarkan dengan barang atau jasa tersebut

Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat Konsumsi terdiri dari :

  • Pendapatan
  • Tingkat Harga
  • Ketersediaan barang atau jasa
  • Selera
  • Lingkungan Sosial Budaya
  • Prakiraan Harga di Masa yang akan datang

Perilaku Konsumen

Konsumen cenderung memberi barang atau jasa dalam jumlah yang lebih banyak pada waktu harga-harga sedang turun, dan mengurang pembelian pada saat harga-harga naik. Saat melakukan pembelian konsumen berusaha membeli barang atau jasa dalam jumlah tertentu dari berbagai jenis sesuai keutuhannya. Pembelian yang dilakkan sesuai dengan jumlah pendapatan dan selera konsumen disebut perilaku konsumen.

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat kepuasan yang diperoleh saat mengonsumsi barang/ jasa (utilitas). Untuk mengkaji utilitas yang diperoleh konsumen dapat dilakukan dengan pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.

  1. Pendekatan kardinal
    Pendekatan ini mengasumsikan (menganggap) bahwa kepuasan yang diperoleh seseorang dapat diukur secara kuantitatif. Menurut pendekatan ini, utilitas yang diperoleh konsumen dapat dibedakan menjadi utilitas total (total utility) dan Utilitas marjinal (marginal utility).
    1. Utilitas Total (Total Utility)
      Utilitas total (total utility)merupakan jumlah kegunaan yang diperoleh konsumen dari mengonsumsi berbagai jumlah barang. Total kepuasan dapat dituliskan dengan rumus:

    2. Kepuasan Marginal (Marginal Utility)
      Marginal utility merupakan tambahan total utility yang diperoleh konsumen karena konsumen menambah satu unit barang yang dikonsumsi. Marginal utility dapat dituliskan dengan rumus :

    Tambahan kepuasan ini pertama kali dikemukakan oleh Herman Heinrich Gossen (1810 – 1959) yang dikenal dengan hukum Gossen I dan II.

    Hukum Gossen I
    “Semakin banyak konsumen mengonsumsi barang, semakin tinggi total kepuasaan yang diperoleh, tetapi tambahan kepuasan tersebut semakin berkurang”

    Hukum Gossen II
    “Kenikmatan total konsumen akan mencapai maksimal apabila konsumen dapat memenuhi kebutuhannya yang bermacam-macam sampai pada tingkat intensitas (guna batas) yang sama."

  2. Pendekatan Ordinal
    Pendekatan Ordinal mengasumsikan bahwa kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa tidak dapat diukur secara kuantitatif melainkan hanya dapat diperbandingkan (diranking secara kualitatif) yang berarti hanya dapat ditentukan mana yang lebih tinggi dan yang lebih rendah tingkat kepuasannya.

Dokumen Word (*.doc)


Setelah mempelajari materi di atas
selanjutnya kerjakan kuis dengan mengklik link di bawah ini

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)